Semangat Buat Pejuang Property Syariah
Jihad Pertanahan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Dakwah
agraria, belilah tanah seluas-luasnya. Belilah gunung, bukit, kebun,
sawah dan beragam property lainnya. Jangan pedulikan apakah balik
modalnya? Jangan pedulikan apakah dapat dijual lagi? Jangan dipedulikan
akan ditanami apa? Belilah dulu. Jangan jadikan uang mati tak digunakan.
Jangan belikan emas permata dan benda berharga lainnya. Tahukah,
bagaimana Yahudi memasuki Palestina? Bagaimana Belanda berhasil
menjajah negri ini? Bagaimana perusahaan asing bisa menguasai minyak
timur tengah? Semua dimulai dari tanah.
Dalam memoar
Sultan Hamid 2, Khalifah Turki Utsmani, dia mencurigai banyak warga
Yahudi yang membeli tanah dari rakyat Palestina. Dia menyadarkan rakyat
Palestina untuk berhati-hati agar tidak menjual tanah sembarangan.
Telitilah siapa yang membelinya. Tidak lama kemudian perwakilan Yahudi
yang diback up oleh Inggris datang membawa banyak uang suap kepada sang
Khalifah agar menjual tanah Palestina. Disinilah ucapan terkenal sang
khalifah, "Palestina adalah milik umat Islam."
Penjajahan
Belanda di mulai dari sebidang tanah untuk kantor dagang VOC. Kantor
dagang diubahnya menjadi benteng. Lalu dilengkapi peralatan perang.
Disinilah penjajahan di mulai. Dari sebidang tanah di Sunda Kelapa, bumi
Nusantara dijajah. Dalam memoar Sultan Hamid pun dikisahkan, dia
mencurigai banyak orang-orang asing yang mendatangi bumi Hijaz dengan
dalih penelitian arkeologi. Ternyata mereka sedang menggali minyak bumi.
Semua kekayaan itu bersumber dari tanah. Mengapa sangat mudah
menjualnya kepada yang tidak bertanggungjawab?
Mengapa
pangeran Diponegoro mengelorakan perang Jawa? Belanda sudah menguasai
budaya keraton yang sebelumnya Islami menjadi budaya barat. Diponegoro
tak terima. Budaya yang lurus dan bersih. Budaya yang mengangkat dan
menjaga harga diri manusia harus tetap dijaga. Setelah budayanya
dikuasai, Belanda melancarkan aksi berikutnya dengan menguasi
teritorial. Caranya, menguasai tanah, miliki tanah, di atas tanah itu
bisa melakukan apa saja semuanya kita. Penyerobotan tanah oleh Belanda
itulah momentum dimulai jihad.
Apa kompensasi yang
diminta Belanda saat mengadu domba dua kerajaan? Saat semua cinta harta
dan takut mati. Saat syahwat dan ambisi kekuasaan menjadi tujuan utama.
Sangat mudah menguasai tanah. Bukankah dibalik kemenangan para penguasa
banyak pengusaha yang meminta kompensasi? Mengapa setelah kemenangan
tertentu banyak sekali konsesi beragam proyek tertentu? Setelah Belanda
berhasil mendukung pihak tertentu, maka Belanda meminta konsesi tanah.
Mendirikan benteng dan kantor dagang. Para raja yang dimenangkan oleh
Belanda tak berkutik lagi.
Dalam kemiliteran, perang
nuklir dan rudal apakah memenangkan pertempuran? Apakah bombardir
pesawat terbang bisa menguasai wilayah? Mereka hanya menyiapkan pasukan
darat agar bergerak lebih mudah. Pasukan infantrilah yang menentukan.
Infantrilah yang menguasi tanah daratan. Tak ada kemenangan tanpa
penguasaan tanah. Sekarang penguasaan tanah melalui uang, undang-undang,
peraturan presiden, gubernur, bupati hingga kepala desa. Bila seluruh
level kepemimpinan berfokus pada uang dan jabatan, maka akan tergadaikan
tanah negri ini.
Belajar pada Umar Bin Khatab
bagaimana mengelola tanah. Bagaimana tanah menjadi kekuatan dan
kesejahteraan. Bagaimana tanah bisa bertumpah ruah. Bagaimana tanah
ridha kepada manusia yang hidup di atasnya. Bukankah tanah menghimpit
para ahlul maksiat? Bukankah tanah melapangkan para ahlul taat? Jangan
bermaksiat pada tanah. Jangan zalim dengan tanah. Dari tanah, Allah
memberikan banyak kenikmatan dan keberkahan. (**)
COMMENTS